Tebu merupakan salah satu penghasil gula utama di Indonesia. Pada tahun 2013-2015 tertera bahwa produksi tumbuhan tebu. Tumbuhan Tebu dipanen satu kali dalam satu kali siklus hidupnya, di Indonesia Tebu ditanam besar besaran di pulau Jawa dan Sumatera secara monokultur
Pertanaman tunggal atau monokultur merupakan salah satu cara pemeliharaan pada lahan pertanian dengan menanam satu tanaman di suatu area. Cara tersebut sangat menguntungkan para petani karena memungkinkan pengurangan biaya. Metode monokultur meluas pada paruh abad ke-20.
Selain itu ternyata Saccharum officinarum Linn atau tumbuhan Tebu merupakan tumbuhan yang ditanam sebagai bahan dasar dari pembuatan gula dan vetsin atau biasa kita sebut dengan MSG (monosodium glutamat). Simak penjelasan mengenai tanaman tebu, gula, dan vetsin.
Kerajaan | Plantae |
SubKerajaan | Tracheobionta |
Kelas | Liliopsida |
SubKelas | Commelinidae |
Divisi | Magnoliophyta |
SubDivisi | Spermatophyta |
Famili | Poaceae atau Graminae |
Ordo | Poales |
Genus | Saccharum |
Spesies | Saccharum officinarum Linn |
Morfologi Tumbuhan Tebu

Berikut ini penjelasan dari morfologi akar, batang, daun, buah, dan bunga tanaman tebu. simak baik-baik:
Akar
Tebu memiliki akar serabut, hal ini sebagai salah satu tanda bahwa tanaman Tebu termasuk kelas Monocotyledone. Pada akar tebu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu akar stek dan akar tunas.
Akar stek disebut pula akar bibit yang masa hidupnya tidak lama. Akar ini tumbuh pada cincin akar dari stek batang. Sedangkan akar tunas merupakan pengganti akar bibit.
Batang Tebu
Saccharum sp atau batang tanaman tebu memiliki ruas-ruas yang terbatasi dengan buku-buku, dengan diameter 2,5 sampai 5 cm, dan tinggi batang antara 2 sampai 5 meter tidak mempunyai cabang. Batang tebu juga memiliki lapisan lilin berwarna putih keabuan, biasanya terdapat pada batang yang masih muda.
Batang tanaman tebu beruas-ruas, dari bagian pangkal sampai pertengahan, ruasnya panjang-panjang, sedangkan pada bagian pucuk ruasnya pendek. Tinggi batang tergantung baik buruknya pertumbuhan, jenis tebu maupun keadaan iklim. Pada pucuk batang tebu ada titik tumbuh yang memiliki peran penting bagi pertumbuhan.
Daun
Daun pada tanaman tebu merupakan daun yang tidak lengkap, karena terdiri dari helai daun dan pelepah daun saja, sedang tangkai daunnya tidak ada. Kedudukan daun berpangkal pada buku.
Antara pelepah daun dan helaian daun ada sendi segitiga dan pada bagian sisi dalamnya terdapat lidah daun yang terbatasi antara helaian daun dan pelepah daun. Ukuran lebar daun sempit kurang 4 cm, sedang antara 4 sampai 6 cm dan lebar 6 cm.
Daun tebu berbentuk seperti pita, tidak bertangkai dan memiliki pelepah seperti daun jagung muncul secara berselingan pada bagian kanan dan kiri. Tepi daun kadang-kadang bergelombang serta berbulu keras.
Buah Dan Bunga
Bunga tebu merupakan malai yang bentuknya piramida, panjangnya antara 70- 90 cm. Bunga tebu biasanya akan muncul pada bulan April sampai Mei. Bunganya terdiri dari tenda bunga yaitu 3 helai daun tajuk bunga. Bunga tebu berupa malai dengan panjang antara 50-80 cm.
Cabang bunga pada tahap pertama berupa karangan bunga dan pada tahap selanjutnya berupa tandan dengan dua bulir panjang 3 sampai 4 mm. Terdapat juga benang sari, putik dengan dua kepala putik dan bakal biji.
Buah tebu seperti padi, memiliki satu biji dengan besar lembaga 1/3 panjang biji. Biji tebu dapat ditanam pada kebun percobaan untuk mendapatkan jenis baru hasil persilangan yang lebih unggul dari sebelumnya.
Pertumbuhan Tanaman Tebu

Pertumbuhan tanaman tebu memiliki 5 fase menurut Kuntohartono, yaitu fase perkecambahan, fase pertunasan, fase pertumbuhan batang, fase kemasakan, dan fase pasca panen. Berikut ini penjelasan dari masing-masing fase.
1. Fase Perkecambahan
Fase ini merupakan titik awal dari kehidupan tebu dalam menentukan baik atau buruknya stadium berikutnya. Pada fase perkecambahan dimulai dengan mata tunas membengkak lalu pecah dan tumbuh menjadi kuncup.
Kuncup akan memanjang bersamaan dengan munculnya akar stek, kuncup berubah menjadi taji lalu menjadi daun dan mekar. Fase perkecambahan ini terjadi selama 4 sampai 6 minggu.
Faktor terpenting dalam fase ini adalah faktor eksternal dan faktor internal. faktor eksternal, yaitu penanganan kebun, penentuan tempat, hama penyakit dan perlakuan bibit. sedangkan faktor internalnya adalah tingkat kualitas bibit, kandungan glukosa, nitrogen, dan air.
2. Fase Pertunasan
Pada fase pertunasan terjadi proses keluarnya tunas-tunas baru, yang keluar memlalui pangkal tunas primer atau tebu muda. Proses ini bermula ketika tebu berusia 5 minggu sampai 3 hingga 4 bulan (tergantung varietasnya).
Pada proses pertunasan ini dibutuhkan SDA (sumber daya alam), antara lain : air, sinar matahari, hara N dan P, dan oksigen buat pernafasan & pertumbuhan akar. Jika kekurangan sinar matahari, ditambah kebun drainasenya jelek, dan tanah yang sangat padat dapat menggangu pertumbuhan tunas anakan.
3. Fase Pertumbuhan Batang
Fase pertumbuhan ini biasa disebut dengan grand growth period (pertumbuhan besar) atau pertumbuhan cepat. Biomassa tanaman tebu bertambah dengan cara eksponensial dengan daun daun yang bertambah banyak, diameter batang menjadi besar, dan memanjang dengan menumbuhkan ruas-ruasnya.
Pada fase pertumbuhan ini Tebu sangat membutuhkan banyak air supaya akar berfungsi secara normal. selain itu pada masa pemanjangan batang terjadi melambatnya pertumbuhan tunas.
4. Fase Kemasakan
Fase kemasakan ini perkaitan bersama pengisian batang tebu dengan sukrosa yang berawal dari pertumbuhan vegetatifnya berkurang. Pada fase ini juga merupakan fase pertumbuhan tahap akhir, yang mana pertumbuhan tebu akan melambat dengan terlihat kecil dan pendeknya ruas batang tebu.
Pada masa ini kebutuhan air dan unsur hara sudah sangat berkurang. Apabila kondisi lingkungan kaya akan unsur nitrogen dan air, akan menyebabkan proses pemasakan terhambat karena tebu terus tumbuh sehingga perolehan rendemennya rendah.
5. Fase Pasca Panen
Yang terakhir yakni fase pasca panen, hal ini biasanya terjadi ketika tumbuhan tebu berumur 12 bulan atau 1 tahun. Tebu mulai melihatkan indikasi mati dan daun kering, selain itu juga kadar gula terbanyak terdapat pada bagian bawah batang. Kadar gula akan berkurang karena mengalami perombakan menjadi bahan baku gula.
Gula

Sukrosa atau Gula merupakan senyawa organik terpenting golongan karbohidrat. Gula juga termasuk disakarida yang dalamnya terdapat komponen-komponen D-glukosa dan D-frukosa.
Rumus molekul sukrosa adalah C22H22O11 Gula dengan berat molekul 342 g/mol dapat berupa kristal bebas air dengan berat jenis 1,6 g/ml dan titik leleh 160oC. Kristal sukrosa ini memiliki bentuk prisma monoklin dan memiliki warna putih jernih.
Warna tersebut bergantung pada tingkat kemurniannya. Kristal murni dapat bertahan lama jika tersimpan dengan baik. Gula pada bentuk larutan lebih baik ketika masih pada batang tebu.
Bentuk gula saat proses dalam pabrik tidak tahan lama dan bakal cepat rusak, karena terjadi hidrolisis / inversi / penguraian. Inversi merupakan peristiwa pecahnya sukrosa membentuk gula-gula reduksi (glukosa, fruktosa, dan lainnya)
Gula juga merupakan karbohidrat sederhana karena dapat larut kedalam air dan langsung terserap badan untuk diubah menjadi enrergi. Secara umum gula terbedakan menjadi dua bagian yaitu
- Monosakarida
- Seperti namanya yakni mono yang memiliki arti satu, dia tercipta dari satu molekul gula. Contoh yang termasuk monosakarida adalah glukosa, fruktosa, galaktosa.
- Disakarida
- Hal ini sangat berbeda dengan monoksarida. Disakarida ini terdiri dari dua molekul gula. Contoh ang termasuk disakarida adalah sukrosa (gabungan glukosa dan fruktosa), laktosa (gabungan glukosa dan galaktosa), dan maltosa (gabungan dua glukosa).
Jenis-Jenis Gula
Gula sangatlah sering kita temukan pada supermaket dan pasar lainnya, namun yang paling sering kita temukan adalah jenis gula pasir. Selain gula pasir ada juga jenis-jenis lainnya. Gula terbagi menjadi 8, berikut masing-masing penjelasanya :
1. Gula Pasir

Gula pasir ini merupakan jenis gula yang paling sering dan mudah kita temukan, karena berguna untuk sehari-hari untuk pemanis makanan mupun minuman. Perasan tebu atau beet merupakan asal dari gula pasir.
Dalam proses tersebut perasan tebu di panaskan, Setelah membentuk kristal, sari tebu akan mengalami kristalisasi dan menjadi gula berwarna putih. Dengan begitu maka hilang semua Vitamin, protein, mineral, dan enzimnya. yang tersisah hanyalah “karbohidrat” saja, yaitu sucrosa (kristal gula). maka dari itu simak video berikut mengenai bahaya gula putih:
2. Gula Pasir Kasar
Crystallized Sugar atau gula pasir kasar ini mempunyai tekstur yang besar dan kasar dri pada gula pasir. Pada biasanya gula ini terjual dengan berbagai warna. Gula jenis ini sering menjadi bahan taburan karena tidak meleleh saat masuk oven.
3. Gula Balok
Gula balok terbuat dari sari tebu. Bentuknya menyerupai balok dadu dengan warna putih bersih. Biasanya gula jenis ini berguna untuk campuran minuman kopi atau teh.
4. Gula Icing
Confection Sugar atau gula icing, ini memiliki tektur terhalus dalam jenis gula putih. Gula icing merupakan campuran dari gula pasir yang digiling hingga halus sehingga terbentuk tepung gula dan ada tambahan tepung maizena agar tidak mudah menggumpal.
5. Gula Batu

Gula batu berasal dari pengolahan gula pasir biasa agar mudah larut. Bentuknya merupakan bongkahan gula menyerupai batu berwarna putih, pada tingkat kemanisan gula batu lebih rendah berbanding gula pasir, hampir 1/3 dari gula pasir. Bagi pankreas dan organ tubuh, gula batu lebih sehat dan bersahabat berbanding dengan gula pasir.
6. Brown Sugar
Brown sugar terbuat dari tetes tebu, namun dalam proses pembuatannya dicampur dengan molase sehingga menghasilkan gula bewarna kecoklatan. Terbagi menjadi 2 jenis yaitu light atau dark brown sugar.
Light brown sugar biasanya berguna dalam pembuatan kue, seperti membuat butterscotch, kondimen, dan glazes. Dark brown sugar biasanya berguna untuk membuat gingerbread dan bahan tambahan untuk makanan seperti mincemeat, baked bean, dan lain-lain.
7. Gula Merah

Gula merah terbuat dari air sadapan bunga pohon kelapa atau air nira kelapa, sering juga disebut dengan gula jawa. Teksturnya berupa bongkahan berbentuk silinder dan berwarna coklat Biasanya berguna dalam bahan pemanis makanan dan minuman dengan cara mengirisnya tipis – tipis.
8. Gula Aren
Bentuk, tekstur, warna dan rasanya mirip dengan gula merah, yang membedakan hanya bahan bakunya. Gula aren terbuat dari air nira yang disadap pohon aren, tanaman dari keluarga palem. Proses pembuatan gula aren umumnya lebih alami, sehinggan zat-zat tertentu yang terkandung di dalamnya tidak mengalami kerusakan dan tetap utuh.
Monosodium Glutamat (Vetsin)

Monosodium glutamat adalah hasil dari purifikasi glutamat atau gabungan dari beberapa asam amino dengan sejumlah kecil peptida yang dihasilkan dari proses hidrolisa protein.
Tubuh manusia dapat menghasilkan asam glutamat, sehingga asam glutamat tergolong pada asam amino non esensial. Protein nabati mengandung 40% asam glutamat sedangkan protein hewani mengandung 11-22% asam glutamat.
Monosodium glutamat adalah garam natrium dari asam glutamat (glutamic acid). MSG yang terkonsumsi secara luas didunia termasuk Indonesia dalam bentuk L-glutamic acid sebagai bahan penambah rasa makanan. Masyarakat Indonesia rata-rata mengkonsumsi MSG sekitar 0,6 g/kg BB.19

Efek MSG
MSG dapat menyebabkan berbagai efek patologis pada hewan coba seperti terganggunya sistem hormonal, neurotoksik, nefrotoksik, hepatotoksik, obesitas, gangguan penglihatan, dan gangguan pencernaan. Pemberian MSG secara kronis dilaporkan dapat mengakibatkan stres oksidatif pada hewan coba.
MSG memiliki efek mutagenik yang termanifestasikan sebagai suatu mikronukleus. MSG yang diberikan pada mencit jantan dan betina dengan dosis 3 g/hari, 6 g/hari dan 9 g/hari menyebabkan terbentuknya mikronukleus pada sel darah merah sumsum tulang femur mencit.
Pemberian MSG dosis 9 gram pada mencit jantan (jumlahnya 278) dan pada mencit betina (jumlahnya 244) menunjukkan jumlah mikronukleus yang lebih banyak.
Satu pemikiran di “Klasifikasi, Morfologi, Dan Fakta Tumbuhan Tebu”
Wow Keren